DEHIDRASI atau kekurangan cairan dalam tubuh bisa berdampak pada gangguan kesehatan. Sayangnya, sebagian masyarakat belum memahami kesadaran dan faedah air untuk tubuh.
Air minum tak hanya menyegarkan tubuh. Air minum juga memiliki khasiat yang sangat bagus untuk kesehatan tubuh. Kurangnya asupan air minum bisa berdampak pada gangguan kesehatan. Kurangnya air minum bisa menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan, bahkan kematian. Ironisnya, kesadaran kita akan pentingnya air minum untuk tubuh masih minim.
Menurut penelitian yang digelar Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia, kesadaran akan faedah dan pentingnya air minum bagi tubuh manusia masih sangat rendah, khususnya di kalangan remaja Indonesia. Memang penelitian tidak dilakukan di seluruh Indonesia, melainkan hanya di Jakarta Utara dan Bandung Barat.
Dr Widyaningrum, dokter yang tergabung dalam penelitian dengan responden warga Jakarta Utara dan Bandung Barat ini, mengatakan, hasil penelitian menunjukkan sekitar 51,1 persen remaja Indonesia minim pengetahuan tentang kegunaan dan pentingnya air minum. Survei dilakukan terhadap 209 remaja dan 194 orang dewasa yang berdomisili di Jakarta Utara dan Bandung Barat.
"Hanya 35,9 persen remaja yang tahu bahwa sumber air bagi tubuh juga dapat berasal dari makanan atau buah dan 34 persen remaja yang mengetahui kapan tubuh membutuhkan air lebih banyak," ucap dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dikatakan, dari segi perilaku atau kebiasaan minum, sebanyak 62,1 persen remaja dan 59,8 persen orang dewasa lebih menyukai air putih. Alasannya karena rasa aman, dan kemudahan dalam memerolehnya. Adapun sumber air minum keluarga di daerah penelitian ini pada umumnya berasal dari air kemasan galon, air ledeng, dan air sumur.
Masih berdasarkan penelitian, sekitar 45,3 persen keluarga merasakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Di antaranya warna air yang kurang bening, beraroma, ketersediaan air,serta harga yang semakin meningkat. "Rata-rata biaya yang dikeluarkan remaja untuk membeli air minum di luar rumah per minggu yakni Rp18.311, sementara pengeluaran orang dewasa Rp22.454," katanya.
Kurangnya pemahaman soal pentingnya air minum secara otomatis memengaruhi gaya hidup mereka. Artinya, mereka tak mengetahui bahaya akan kebiasaan kurang minum. Lebih lanjut ditambahkan Ningrum, kurang minum dapat berdampak pada gangguan kesehatan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar,pingsan dan kematian, tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami. Sementara gejala dehidrasi ringan yakni haus, bibir kering, tenggorokan kering, dan kulit kering.
Sementara gejala dehidrasi sedang ditandai dengan sakit kepala, pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, suhu badan meningkat, lemah, urine keruh kuning atau cokelat. Pada tahap berat, dehidrasi dapat ditandai dengan keram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan.
"Hampir semua penyakit-penyakit hati, jantung, otak, ginjal akan selalu dikaitkan dengan keseimbangan air dan elektrolit yang akan menimbulkan gangguan pada ginjal," ujarnya.
Bahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja dan orang dewasa yang diteliti menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan air minum. Untuk itu, menurut dia, perlu upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya air bagi kesehatan dan perilaku minum yang baik dalam konteks gizi seimbang. Tercatat, jika tubuh kekurangan cairan sebesar dua persen saja sudah bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan itu berupa tubuh mulai menimbulkan gejala kekurangan cairan. Gejalanya seperti tidak bisa berkonsentrasi dan mengantuk.
Sementara, bila empat persen-enam persen air tubuh hilang, dapat muncul sakit kepala dan pusing. Jika 12 persen hilang, mulut akan sulit mengunyah, dan perlu bantuan medik. Jika terjadi kekurangan air tubuh sebanyak 15 persen-25 persen, maka hal ini dapat berakibat fatal tidak terkecuali kematian. Kebutuhan air dapat dipenuhi dari asupan air minum, air yang terkandung dalam makanan, serta air yang diperoleh dari hasil proses metabolisme tubuh.
Dalam tubuh manusia, jumlah air yang berasal dari minuman sekitar 1.500-2.000 cc, dari makanan sekitar 500-750 cc dan dari hasil metabolisme tubuh sejumlah 350 cc.
"Kita sama sekali tidak bisa membedakan anak-anak yang terserang dehidrasi atau tidak. Karena terkadang gejala yang ditunjukkan tidak terlalu kentara," kata Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Dr Gurbani Azwardi,beberapa waktu lalu.
Menurut dia, yang perlu diperhatikan adalah kesadaran untuk tetap menjaga asupan air minum ke dalam tubuh. Karena tanpa air minum yang cukup, siapa pun itu tidak akan terlepas dari dehidrasi. "Jangan sekali-kali mengabaikan gejala awal dehidrasi karena kalau dibiarkan berlarut-larut, akan mengakibatkan gangguan fisik yang lebih parah pula," kata dia.
Air minum tak hanya menyegarkan tubuh. Air minum juga memiliki khasiat yang sangat bagus untuk kesehatan tubuh. Kurangnya asupan air minum bisa berdampak pada gangguan kesehatan. Kurangnya air minum bisa menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar, pingsan, bahkan kematian. Ironisnya, kesadaran kita akan pentingnya air minum untuk tubuh masih minim.
Menurut penelitian yang digelar Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia, kesadaran akan faedah dan pentingnya air minum bagi tubuh manusia masih sangat rendah, khususnya di kalangan remaja Indonesia. Memang penelitian tidak dilakukan di seluruh Indonesia, melainkan hanya di Jakarta Utara dan Bandung Barat.
Dr Widyaningrum, dokter yang tergabung dalam penelitian dengan responden warga Jakarta Utara dan Bandung Barat ini, mengatakan, hasil penelitian menunjukkan sekitar 51,1 persen remaja Indonesia minim pengetahuan tentang kegunaan dan pentingnya air minum. Survei dilakukan terhadap 209 remaja dan 194 orang dewasa yang berdomisili di Jakarta Utara dan Bandung Barat.
"Hanya 35,9 persen remaja yang tahu bahwa sumber air bagi tubuh juga dapat berasal dari makanan atau buah dan 34 persen remaja yang mengetahui kapan tubuh membutuhkan air lebih banyak," ucap dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dikatakan, dari segi perilaku atau kebiasaan minum, sebanyak 62,1 persen remaja dan 59,8 persen orang dewasa lebih menyukai air putih. Alasannya karena rasa aman, dan kemudahan dalam memerolehnya. Adapun sumber air minum keluarga di daerah penelitian ini pada umumnya berasal dari air kemasan galon, air ledeng, dan air sumur.
Masih berdasarkan penelitian, sekitar 45,3 persen keluarga merasakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan air minum. Di antaranya warna air yang kurang bening, beraroma, ketersediaan air,serta harga yang semakin meningkat. "Rata-rata biaya yang dikeluarkan remaja untuk membeli air minum di luar rumah per minggu yakni Rp18.311, sementara pengeluaran orang dewasa Rp22.454," katanya.
Kurangnya pemahaman soal pentingnya air minum secara otomatis memengaruhi gaya hidup mereka. Artinya, mereka tak mengetahui bahaya akan kebiasaan kurang minum. Lebih lanjut ditambahkan Ningrum, kurang minum dapat berdampak pada gangguan kesehatan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan daya ingat atau konsentrasi, sulit buang air besar,pingsan dan kematian, tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami. Sementara gejala dehidrasi ringan yakni haus, bibir kering, tenggorokan kering, dan kulit kering.
Sementara gejala dehidrasi sedang ditandai dengan sakit kepala, pusing, denyut nadi meningkat, tekanan darah menurun, suhu badan meningkat, lemah, urine keruh kuning atau cokelat. Pada tahap berat, dehidrasi dapat ditandai dengan keram otot, lidah bengkak, sirkulasi darah memburuk, sangat lemah, penurunan fungsi ginjal dan pingsan.
"Hampir semua penyakit-penyakit hati, jantung, otak, ginjal akan selalu dikaitkan dengan keseimbangan air dan elektrolit yang akan menimbulkan gangguan pada ginjal," ujarnya.
Bahkan, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian remaja dan orang dewasa yang diteliti menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan air minum. Untuk itu, menurut dia, perlu upaya peningkatan kesadaran akan pentingnya air bagi kesehatan dan perilaku minum yang baik dalam konteks gizi seimbang. Tercatat, jika tubuh kekurangan cairan sebesar dua persen saja sudah bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Gangguan itu berupa tubuh mulai menimbulkan gejala kekurangan cairan. Gejalanya seperti tidak bisa berkonsentrasi dan mengantuk.
Sementara, bila empat persen-enam persen air tubuh hilang, dapat muncul sakit kepala dan pusing. Jika 12 persen hilang, mulut akan sulit mengunyah, dan perlu bantuan medik. Jika terjadi kekurangan air tubuh sebanyak 15 persen-25 persen, maka hal ini dapat berakibat fatal tidak terkecuali kematian. Kebutuhan air dapat dipenuhi dari asupan air minum, air yang terkandung dalam makanan, serta air yang diperoleh dari hasil proses metabolisme tubuh.
Dalam tubuh manusia, jumlah air yang berasal dari minuman sekitar 1.500-2.000 cc, dari makanan sekitar 500-750 cc dan dari hasil metabolisme tubuh sejumlah 350 cc.
"Kita sama sekali tidak bisa membedakan anak-anak yang terserang dehidrasi atau tidak. Karena terkadang gejala yang ditunjukkan tidak terlalu kentara," kata Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Dr Gurbani Azwardi,beberapa waktu lalu.
Menurut dia, yang perlu diperhatikan adalah kesadaran untuk tetap menjaga asupan air minum ke dalam tubuh. Karena tanpa air minum yang cukup, siapa pun itu tidak akan terlepas dari dehidrasi. "Jangan sekali-kali mengabaikan gejala awal dehidrasi karena kalau dibiarkan berlarut-larut, akan mengakibatkan gangguan fisik yang lebih parah pula," kata dia.
0 comments:
Post a Comment